Filosofi Seorang Gadis dan Sebuah Apel
Wanita terlahir istimewa. Ia diberikan kekuatan
sekaligus kelembutan, kehormatannya sangat dijunjung, kesabaran yang besar,
naluri yang kuat dan hal-hal lain yang tidak dimiliki oleh seorang pria. Bahkan
Agama Islam sangat memuliakan seorang wanita sehingga Islam memerintahkan para
muslimah untuk menutup dirinya dengan
hijab agar tidak mudah di ganggu laki-laki.
Anda pasti pernah mendengar kalimat ini. “Wanita
adalah tiang negara. Jika baik wanitanya maka baiklah negaranya. Jika buruk
wanitanya maka buruklah negaranya”. Dikatakan bahwa kalimat tersebut adalah
hadist dari Nabi Muhammad SAW. Namun saya pernah mencoba mengetahui lebih jauh
tentang hadist tersebut dan hasilnya adalah bahwa itu bukan hadist Rasul.
Terlepas dari hal diatas, kita dapat mengambil
kesimpulan bahwa wanita memang besar peranannya bagi kemajuan suatu bangsa
karena wanitalah yang mendidik para generasi penerus bangsa. Namun bukan hal
itu yang akan saya bahas dalam postingan kali ini. Kali ini saya akan membahas
tentang Filosofi Seorang Gadis dan Sebuah Apel.
Gadis layaknya sebuah apel. Gadis yang terbaik
berada di puncak penghormatan dan ketaatan. Seperti halnya sebuah apel. Apel
yang terbaik pasti berada di puncak suatu pohon. Ia terlindungi dari debu-debu
jalanan, tidak mudah diraih dan dijamah tangan-tangan kotor.
Untuk mendapatkan apel itu, seseorang harus memanjat
pohon dengan melewati satu demi satu dahan pohon. Bagaimanapun, untuk mencapai
puncak bukanlah suatu hal yang mudah. Maka banyak orang yang merasa gagal dan
tidak sanggup karena mereka kelelahan, mudah menyerah, takut jatuh dan terluka.
Maka mereka hanya mendapat apel-apel yang paling dekat jangkauannya dengan
mereka. Mengapa? Karena itu lebih mudah dan tidak perlu banyak tenaga. Akhirnya
apel-apel “busuk” akan lebih banyak dipetik bahkan dipungut dari tanah. Padahal
yang di puncak pohon pastilah lebih segar luar dan dalamnya.
Maka saat apel-apel di dahan yang rendah mulai habis
di petik, apel di puncak pohon mulai berpikir bahwa ada sesuatu yang salah
dengan diri mereka. Mungkin mereka terlalu layu dan jelek karena terpapar sinar
matahari? Atau warna mereka tidak terlalu cerah? Atau apa? Mereka bersedih
menanti-nanti apakah mereka akan dipetik oleh seseorang atau dibiarkan membusuk
di puncak pohon.
Padahal ketika mereka menyadari hakikatnya sebagai
apel yang berada di puncak, mereka akan tahu bahwa mereka istimewa. Apel-apel
pilihan yang ditempatkan di puncak pohon sehingga tidak mudah diraih. Mereka
hanya perlu menunggu seseorang yang hebat dan berkeinginan kuat untuk memetik
mereka. Pasti hal itu akan terjadi. Karena tidak semua orang memilih apel
“busuk” hanya karena apel-apel itu mudah didapat.
Itulah gambaran mengapa para wanita khususnya para
gadis diibaratkan seperti sebuah apel di puncak pohon. Semoga kita sebagai
wanita tidak mudah berkecil hati. Jodoh pasti bertemu. Tugas kita hanya
berusaha meningkatkan kualitas diri sambil menunggu orang terbaik yang akan
memetik kita. Ingat, wanita yang baik hanya untuk laki-laki yang baik. Begitu
pula sebaliknya.
Coretan ini terinspirasi dari tulisan Pete Wentz.
“GIRLS ARE LIKE APPLE”
The best ones are at the top of the trees. The boys
don’t want to reach for the good ones because they’re afraid of falling and
getting hurt. Instead, they just get the rotten apples that are on the
ground that aren’t as good, but easy. So
the apples at the top think there’s something wrong with them. When in reality,
they’re amazing. They just have to wait for the right boy to come along. The
one who’s have enough to climb all the way to the top.
Kurang lebih artinya sebagai berikut :
“GADIS LAYAKNYA APEL”
Apel-apel yang terbaik berada di puncak pohon. Para
pria tidak ingin meraih apel itu karena mereka takut terjatuh dan terluka.
Akhirnya mereka hanya mendapatkan apel-apel “busuk” yang berada di atas tanah
yang tidak terlalu bagus namun mudah untuk didapat. Maka apel yang berada di
puncak berpikir bahwa ada sesuatu yang salah dengan diri mereka. Padahal mereka
sangat-sangat istimewa. Mereka hanya perlu menunggu pria yang tepat untuk
datang. Pria yang cukup tangguh untuk memanjat dan melewati semua rintangan
menuju puncak.
So, kamu masih merasa kurang percaya diri dengan
kualitas dirimu hanya karena kamu belum ada yang memiliki? Ingat bahwa kita
telah dimiliki seutuhnya oleh Allah SWT. Jadilah JOMBLO berkualitas. Hehe
Rasulallah
SAW bersabda :"Barang siapa yang menyampaikan 1 (satu) ilmu saja dan ada
orang yang mengamalkannya, maka walaupun yang menyampaikan sudah tiada (meninggal
dunia), dia akan tetap memperoleh pahala."(HR. Al-Bukhari). Aamiin Ya Rabbal’alamin.
Salam Cahaya dan Mimpi..
Komentar
Posting Komentar