Review dan Kumpulan Kutipan Novel CINTA DALAM 99 NAMA-MU



DETAIL BUKU


Penulis         : Asma Nadia
Tahun          : 2018
Genre           : Novel Islami
Penerbit       : Republika
Cover           : Softcover
Tebal            : 305 halaman
Cetakan        : Original
Harga           : Asli Rp 65.000,- diskon jadi Rp 45.500 (Oktober 2019 – Event Jakbook Festival)
Keterangan : Cover Cetakan II, Maret 2019

REVIEW


Assalamu’alaikum teman-teman.

Cinta dalam 99 Nama-Mu adalah novel ke-11 yang saya review sepanjang bulan Oktober hingga menjelang akhir Desember ini. Artinya selama 2,5 bulan ini saya sudah membaca 11 buku, melampaui target yang pernah saya tetapkan dulu “1 bulan 1 buku”. Hehe. Alhamdulillah lagi semangat-semangatnya baca buku lagi.

Nah novel ini sendiri adalah karya ke-55 dari penulis wanita terkenal Indonesia, Asma Nadia. Masyaa Allah bayangkan, 55 karya. Memang nama Asma Nadia cukup populer di telinga saya. Meski begitu seingat saya ini adalah novel pertama Asma Nadia yang saya baca dan saya punya. Hihi.

Novel Cinta dalam 99 Nama-Mu adalah novel roman islami yang menceritakan hidup dua manusia bernama Alif dan Arum. Mereka yang memiliki masalah dan latar belakang berbeda, atas takdir-Nya bertemu dalam dekapan indah 99 Asmaul Husna.

Alif, seorang laki-laki nakal, ketampanannya digandrungi banyak wanita, tidak pedulian dan urakan. Hidupnya berubah drastis menjadi lebih tak karuan setelah kehilangan ibunya, lalu disusul ayahnya. Selain itu fitnah yang ia terima membuatnya menjadi tahanan selama beberapa waktu. Di tempat itulah Alif berubah, hijrah, dan memulai hidup sebagai Alif yang baru.

Sedangkan Arum adalah perempuan muda yang cuek dan sederhana meski berasal dari keluarga kaya. Arum adalah sosok yang sangat peduli dengan kehidupan sosial. Setelah tiga kali ia lolos dari vonis kematian akibat kanker, ia memulai hidupnya lagi dengan mengasuh anak-anak jalanan di rumah yang ia kontrak. Sedangkan hubungannya dengan kedua orang tuanya pun tak terlalu baik karena kesibukan orang tuanya dengan pekerjaan masing-masing.

Namun sekali lagi atas takdir-Nya lah kedua insan ini dipertemukan, dan akhirnya sama-sama belajar makna hidup dalam satu persatu nama indah-Nya dalam 99 Asmaul Husna.

Menurut saya novel ini cukup menyentuh. Saya menyelesaikan novel ini lebih dari seminggu yang lalu, sebelum menulis review ini, jadi nostalgianya sudah sedikit berkurang. Tapi tema yang ringan, dengan problem kehidupan yang jarang diceritakan, membuat novel ini memiliki ketertarikan tersendiri bagi saya. Buktinya saya hanya menyelesaikan novel yang lumayan tebal ini dalam beberapa hari saja.

Dan yang terpenting, isi novel ini sangat pas dengan judulnya. Artinya penggambaran 99 Nama Asmaul Husna benar-benar diterapkan dalam setiap momen yang diciptakan di dalam novel. Bagaimana Allah itu Ar-Rahman, Allah itu Al-Lathief, Allah itu Al-Ghaffar, dan seterusnya. Dua tokoh itu sama-sama memaknai Asmaul Husna dalam setiap permasalahan yang mereka hadapi.

Novel ini cukup recomended dibaca, karena selain nilai agama, ada nilai sosial, nilai keluarga dan nilai cinta yang sesuai dengan tuntunan agama. Itu saja review dari saya, semoga bermanfaat.

Wassalamu’alaikum, salam aksara.

KUTIPAN


Hormati teman-teman perempuanmu. Dengan begitu kamu menghormati Ibu.
- Ibu Alif
(Hal. 8)

Lilin yang habis setelah memberi cahaya jauh lebih baik dari yang utuh sebab tak pernah dinyalakan.
- Arum
(Hal. 33)

Hidup tanpa 99 nama-Nya tak berarti apa-apa.
- Ibu Alif
(Hal. 76)

Bukan laki-laki jika tidak menemukan cara untuk tetap dekat pada sosok yang mereka rindukan. Jika mereka menjauh? Sederhana. Murni sebab mereka tak cinta.
(Hal. 93)

Doa adalah jalan yang bisa kita tempuh agar tetap bisa bersilaturahim dengan orang-orang yang tak lagi bisa kita sapa.
- Pak Dahlan
(Hal. 102)

Keraguan hanya milik orang-orang yang kalah.
- Pak Dahlan
(Hal. 105)

Jangan mencaci, tapi doakan orang yang kamu sebelin agar dapat hidayah. Kalau benci jangan terlalu dimasukkan ke dalam hati, kalau suka tak boleh membabi buta. Mana tahu suatu saat kita malah dekat sama dia.
- Farah
(Hal. 116)

Diam itu emas. Diam itu dalam. Diam itu pertanda penuh dengan bermacam-macam isi.
(Hal. 127)

Niat jika tidak diwujudkan, tidak membawamu ke mana-mana. Sekecil apa pun aksi itu lebih penting ketimbang bicara bagaimana pun riuhnya.
- Ibu Alif
(Hal. 131)

Manusia kadang-kadang memang harus mengalami kejutan hebat dalam hidupnya supaya dia menyadari kehadiran Allah dan semakin dekat kepada-Nya.
- Irham
(Hal. 138)

Kalau punya landasan hidup yang baik, bagaimana pun sesat dan terjal jalan yang kamu lalui, kamu akan dengan mudah bisa kembali saat ingin pulang.
- Pak Dahlan
(Hal. 140)

Setiap orang melewati cara yang berbeda untuk tiba pada titik terbaik dalam hidupnya sebagaimana manusia, jadi bersikaplah bijaksana!
- Pak Dahlan
(Hal. 152)

Kesadaran tak selalu bisa kita temukan dalam buku. Kesadaran tumbuh dari apa yang kita lihat, dengar dan rasakan.
- Pak Dahlan
(Hal. 152-153)

Menikahlah karena Allah. Setelahnya, berdoa semoga Allah menumbuhkan rasa cinta di sepanjang usia pernikahan. Sebab banyak pasangan yang justru saling jatuh cinta saat mereka sudah menikah.
- Pak Dahlan
(Hal. 172)

Allah senang dipinta, apalagi jika hamba-hamba-Nya berdoa mengulang asma’ul husna-Nya.
- Arum
(Hal. 240)

Ya Allah. Jika ia jodohku, dekatkan. Tapi jika bukan, beri aku keikhlasan dan tetap jaga aku dalam kebaikan.
- Alif
(Hal. 273)

Meski benar, nyaman tidak selalu berarti cinta.
(Hal. 288)


==============================================================

Nah itu dia review dan kutipan novel Cinta dalam 99 Nama-Mu karya Asma Nadia.
Baca juga review dan kutipan buku-buku koleksi saya yang lain disini. Selamat membaca buku :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Latihan Soal E-Commerce BSI Pertemuan 1-6

14 Jenis Muamalah, Contoh dan Dalilnya