Review dan Kumpulan Kutipan Novel THE MAGIC LIBRARY


DETAIL BUKU


Penulis         : Jostein Gaarder & Klaus Hagerup
Tahun          : 1999
Genre           : Novel Fiksi
Penerbit       : Mizan
Cover           : Softcover
Tebal            : 284 halaman
Cetakan        : Original
Harga           : Asli Rp 49.000,- diskon jadi Rp 36.750,- (Desember 2019 – Event OUT OF THE BOOX Mizan Publisher)
Keterangan : Cover Cetakan VIII, Oktober 2017

REVIEW


Welcome March!

Di bulan yang baru ini aku mau mereview sebuah buku yang ditulis di akhir tahun 90-an. Sebuah buku karya penulis Norwegia bernama Jostein Gaarder bersama dengan Klaus Hagerup. Yup, “The Magic Library – Perpustakaan Ajaib Bibbi Bokken”.

Buku ini diterbitkan pertama kali pada tahun 1999. Di Indonesia sendiri buku ini sudah beberapa kali diterbitkan. Untuk yang aku punya ini adalah hasil cetakan Oktober 2017. Buku ini menjadi salah satu buku yang menarik perhatianku di Event Out of the Boox Jakarta, Desember tahun lalu.

Melihat judulnya, aku sempat berekspektasi bahwa ini buku fantasi yang kisahnya mengandung unsur magic atau sihir. Tapi ternyata isinya tidak begitu, hehe. Memang ada unsur misterinya, tapi bukan sihir. Bahkan bisa dikatakan buku ini mengandung unsur filsafat, karena sang penulis sendiri, Jostein Gaarder, dikenal sebagai penulis novel-novel filsafat.

Terlepas dari ekspektasiku yang tak tercapai, aku merasa ini buku yang sangat unik dan punya penyajian yang jauh berbeda dengan buku-buku yang pernah ku baca sebelumnya. Buku ini dibagi menjadi dua bab, yaitu Buku-Surat dan Perpustakaan. Nah keunikah itulah yang ditampilkan dari cara penulisan di bab pertama, Buku-Surat.

Alur novel di bab pertama ini diceritakan melalui surat-surat yang dituliskan oleh dua saudara sepupu, Berit Boyum dan Nils Boyum. Mereka yang tinggal di kota berbeda, yaitu Fjaerland dan Oslo, memilih menjadikan buku sebagai sarana komunikasi dengan cara menuliskan surat dalam sebuah buku dan mengirimkannya bolak balik dua kota itu. Jadi di bab ini kita akan membaca surat-surat mereka; bagaimana mereka mulai menemukan misteri Bibbi Bokken, kejadian-kejadian tak terduga yang dialami satu sama lain, serta bagaimana mereka mulai mencoba mengungkap misteri itu.

Karena surat-surat itulah pembaca seperti ikut masuk ke dalam investigasi mengenai Bibbi Bokken dan komplotannya yang selalu menghantui Nils maupun Berit. Mereka yang sama-sama tidak mengetahui siapa sebenarnya Bibbi Bokken dan apa yang ia rencanakan mengenai “perpustakaan ajaib”, bahkan menduga-duga bahwa orang-orang itu tergabung dalam sekte rahasia, atau penyihir buku yang mengincar anak-anak, atau komplotan menyeludup buku ilegal. Haha.

Nah di bab kedualah misteri akhirnya terungkapkan tentang apa yang sebenarnya terjadi dan bagaimana bisa semuanya terjadi seperti sebuah kebetulan. Misteri itu melibatkan dua bersaudara Boyum yaitu Nils Boyum dan Berit Boyum, Bibbi Bokken “Si Nyonya Buku”, Reinert Bruun “Si Guru” dan istrinya, Mario Bresani “Sang Kaligrafer”, juga Marcus Buur Hansen “Si Smiley”.

Menurutku buku ini adalah ungkapan cinta para pecinta buku. Buku ini mengungkapkan betapa ajaibnya sebuah buku, bagaimana fantastiknya huruf-huruf alfabet yang hanya terdiri dari 26 abjad itu bisa disusun sehingga bisa membentuk miliaran buku di muka bumi ini. Sesuatu hal yang tadinya tidak terlalu aku sadari.

Pantas saja di bagian cover belakang tertulis “sebuah surat cinta kepada buku dan dunia penulisan”. Karena bagi kalian yang suka membaca juga, buku ini akan terasa seperti surat cinta yang ada di dalam hati namun tak bisa diungkapkan. Jadi buku inilah yang mewakili perasaan itu :)

Jadi aku cukup merekomendasikan buku ini untuk kalian yang mencintai buku dan ingin membaca “surat cinta kepada buku” juga. Supaya rasa cinta yang sudah ada semakin dalam dan lebih dalam lagi. Hehe.

Salam literasi!

KUTIPAN


Bibliografer : seseorang yang melakukan kegiatan bibliografi, hal-hal mengenai buku-buku.
Bibliophile : pecinta buku, yaitu seseorang yang mengoleksi buku-buku langka dan bermutu
Incunabula : buku yang pertama kali dicetak setelah seni pencetakan buku ditemukan.
(Hal. 22)

Tentunya yang juga sangat penting dilakukan saat membaca adalah memperhatikan semua tanda, seperti misalnya huruf besar.
(Hal. 25)

Siapa yang menjejakkan kedua kakinya di tanah, akan berdiri tegak
- Tor Age Bringsvaerd
(Hal. 42)

Mungkin di salah satu bagian dalam otak kita tersimpan segala macam warna. Begitu pula dengan wewangian dan rasa. Pastilah ada koneksi di antara huruf-huruf ABC dan saraf perasa kita.
- Berit Boyum
(Hal. 46)

Aku ingin menulis dan berbincang dengan diriku sendiri tentang apa saja yang muncul dari dalam jiwaku. Kertas kan lebih sabar daripada manusia.
(Hal. 51)

Orang tak pernah tahu dimana “anak panah akan mendarat”. Kita harus berhati-hati untuk tidak menyakiti seseorang.
- Reinert Bruun
(Hal. 56-57)

Siapa berani bertindak, dia menang.
- Reinert Bruun
(Hal. 57)

Pikiran yang penuh petualangan pernah menuntun kita ke arah yang benar, lalu mengapa ia tak akan melakukan itu lagi?
- Nils Boyum
(Hal. 58)

Karena hati memiliki kebijaksanaannya sendiri dan mengerti apa yang tak dipahami oleh otak.
(Hal. 87)

Kita sudah mengatakan A, maka kita harus menyebutkan seluruh hurufnya.
(maksudnya, kita sudah memulainya, dan sekarang kita harus menyelesaikannya hingga tuntas).
- Nils Boyum
(Hal. 121)

Sama seperti atom dan molekul bisa menjadi seekor beruang, huruf-huruf pun dapat menjadi “kisah Pooh si Beruang”.
- Nils Boyum
(Hal. 218)

Aku berjalan menyusuri rak-rak perpustakaan. Buku-buku tersebut memunggungiku. Tak seperti manusia yang inginberjarak denganku, buku-buku itu malah menawarkan diri untuk memperkenalkan diri mereka. Bermeter-meter jajaran buku yang tak akan pernah mampu kubaca. Dan aku tahu: apa yang ada di sini adalah kehidupan yang merupakan pelengkap kehidupanku, yang menanti unuk dimanfaatkan. Tetapi hari-hari berlalu, dan kesempatan itu tetap tak tergapai – terabaikan. Salah satu buku ini mungkin benar-benar bisa mengubah hidupku. Siapakah aku sekarang? Siapakah aku sebenarnya?
- Dari buku karya Simen Skjonsberg – Kenikmatan yang Kejam – Buku tentang Rahasia Membaca
(Hal. 225)

Buku adalah teman terbaik. Siapa yang bisa menemukan buku yang tepat, akan berada di tengah-tengah teman terbaik. Di sana kita akan berbaur dengan karakter yang paling pintar, paling intelek, dan paling luhur; di sana kebanggaan serta keluhuran manusia bersemayam.
- Bibbi Bokken
(Hal. 226)

Pada dasarnya, suatu kebohongan sangat mudah dikenali. Sedangkan mengatakan kebenaran tidak selalu mudah karena sering kali ia memiliki banyak sisi. Karena itu, kebenaran tidak bisa diungkapkan segampang membalik telapak tangan.
- Bibbi Bokken
(Hal. 228)

Sebuah buku adalah dunia ajaib penuh simbol yang menghidupkan kembali si mati dan memberikan hadiah kehidupan yang kekal kepada yang masih hidup. Sungguh tak dapat dibayangkan, fantastis, dan “ajaib” bahwa kedua puluh enam huruf dalam alfabet kita bisa dipadukan sedemikian rupa sehingga bisa memenuhi rak raksaana dengan buku-buku dan membawa kita ke sebuah dunia yang tak pernah berujung. Dunia yang selalu bertumbuh dan bertumbuh, selama masih ada manusia di muka bumi ini.
Tapi aku tahu; seberapa banyak aku membaca seumur hidupku, aku tak akan pernah mampu membaca sepermiliar dari seluruh kalimat yang tertuliskan. Sebab, di dunia ini terdapat begitu banyak kalimat seperti banyaknya bintang di langit sana. Dan, kalimat-kalimat akan selalu bertambah dan akan menjadi semakin banyak sepanjang waktu laksana sebuah ruang yang tak pernah berujung.
Namun, pada saat itu aku pun tahu bahwa setiap kali membuka sebuah buku, aku akan bisa memandang sepetak langit. Dan jika membaca sebuah kalimat baru, aku akan sedikit lebih banyak tahu dibandingkan sebelumnya. Dan segala yang kubaca akan membuat dunia dan diriku sendiri menjadi lebih besar dan luas.
- Nils Boyum
(Hal. 228-230)

Di seluruh dunia, saat ini jutaan anak tengah membuat bahasa masa depan. Beberapa menyimpan semuanya untuk dirinya sendiri, sementara yang lainnya justru menuliskannya.
(Hal. 233)

Yang kutahu hanyalah bahwa sebagian besar buku belum ditulis dan ada banyak hal yang tersembunyi dalam dua puluh enam huruf, bahkan lebih banyak daripada yang tersimpan di dalam otak seorang manusia di dunia ini.
(Hal. 282)

==============================================================

Nah itu dia review dan kutipan novel The Magic Library karya Jostein Gaarder & Klaus Hagerup.
Baca juga review dan kutipan buku-buku koleksi saya yang lain disini. Selamat membaca buku :)

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Latihan Soal E-Commerce BSI Pertemuan 1-6

14 Jenis Muamalah, Contoh dan Dalilnya