Sharing Session Buku JEJAK LANGKAH ABU BAKAR ASH-SHIDIQ
DETAIL BUKU
Penulis : Ari Ghorir Atiq
Tahun : 2017
Genre : Agama Islam
Penerbit : Mueeza
Cover : Softcover
Tebal : 284 halaman
Cetakan : Original
Harga : Rp 20.000,- (Februari 2020 – Event
Gramedia Big Sale)
Keterangan : Cover Cetakan I, 2017
SHARING SESSION
Bismillah.
Assalamu’alaikum
warahmatullahi wa barakatuh.
Di postingan kali ini saya
ingin membahas sekilas mengenai buku yang selesai saya baca sebulan yang lalu.
Buku yang menjadi selingan saya mengerjakan tesis di bulan-bulan terakhir
menjelang sidang, sehingga butuh waktu hampir 2 bulan bagi saya untuk bisa
menyelesaikan buku ini.
Buku ini merupakan buku
sejarah Islam yang menceritakan salah satu tokoh sahabat yang paling dekat
dengan Rasulullah. Sosok sahabat yang senantiasa membersamai perjuangan
Rasulullah, dan menjadi khalifah yang menggantikan Rasulullah sepeninggalnya.
Sahabat ini bernama Abu Bakar Ash-Shidiq.
Kisah yang saya baca dari
buku Jejak Langkah Abu Bakar Ash-Shidiq karya Ari Ghorir Atiq, menjelaskan
secara detail kisah beliau sejak di masa Rasulullah, hingga ke akhir perjuangan
beliau menjelang wafatnya. Menurut saya buku ini cukup bisa memberikan gambaran
mengenai sosok sahabat yang mulia ini, meskipun dalam penyampaian tulisannya
selayaknya membaca buku sejarah pada umumnya sehingga terasa membosankan.
Kebetulan saya ini tipe
orang yang sulit belajar dan mengingat sejarah, jadi meskipun agak kesulitan mengingat-ingat
sejarah, sebisa mungkin dalam postingan kali ini saya tuliskan rangkuman
mengenai hal-hal penting dari sosok Abu Bakar Ash-Shidiq. Apabila ingin
mengenal lebih detail tentang beliau, bisa membaca buku-buku yang membahas sosok
beliau, salah satunya buku yang saya baca ini yaitu Jejak Langkah Abu Bakar
Ash-Shidiq.
Semoga keteladanan beliau
dalam berjuang demi tegaknya agama Islam, memberikan semangat bagi kita untuk
berbuat “sesuatu” bagi agama ini, meskipun tak bisa sehebat yang dilakukan oleh
para sahabat. Aamiin Yaa Rabbal’alamin.
Wassalamu’alaikum
warahmatullahi wa barakatuh.
SEKILAS TENTANG ABU BAKAR
Abu Bakar adalah salah satu Khulafa’ al-Raasyidun (para pengganti yang mendapat bimbingan ke jalan yang lurus). Beliau terlahir dengan nama Abu Bakar Abdullah ‘Atiq bin Abi Quhafah Usman. Abu Bakar tinggal di Makkah, di sebuah kampung yang sama dengan Khadijah binti Khuwailid (istri Rasulullah yang pertama). Usia Abu Bakar dan Rasulullah hanya terpaut sekitar dua tahun beberapa bulan saja, sehingga hubungan antara Abu Bakar dan Rasulullah begitu dekat, apalagi mereka berdua tinggal dalam satu perkampungan.
Semasa hidupnya, Abu Bakar
menikah sebanyak 4 kali, yaitu dengan Qutailah binti Abdul Uzza, Umm Rauman
binti Amir bin Uwaimir, Habibah binti Kharijah dan Asma’ binti Umais. Dari
istri kedua, Abu Bakar dikaruniai 2 orang anak, yang salah satunya nantinya
menjadi istri Rasulullah yaitu Aisyah.
Aisyah menuturkan bahwa Abu
Bakar mempunyai perangai yang begitu damai, bersikap lemah lembut, selalu
tenang dalam bersikap, memiliki pemikiran yang jernih dan tajam, berperawakan
kurus, berkulit putih, memiliki sepasang bahu yang kecil, urat-urat tangan yang
begitu tampak, dihiasi dengan dahi yang menonjol dan bermuka lancip serta
bermata cekung.
Selain itu Abu Bakar
memiliki kepribadian yang sangat disukai orang lain, terutama rekan-rekan
dagangnya, karena beliau selalu menepati janji dan termasuk orang yang takut
membuat orang lain kecewa. Beliau juga termasuk orang yang sabar dan pemaaf.
Beliau menjadi orang yang pertama masuk Islam sehingga dikenal menjadi sahabat
nabi yang paling dekat.
Gelar Ash-Shiddiq yang
disematkan pada beliau erat hubungannya dengan peristiwa Isra’ Mi’raj. Abu
Bakar menjadi salah satu orang yang percaya dengan peristiwa tersebut, ketika
banyak orang mendustakannya dan bahkan murtad setelah memeluk Islam. Gelar
Ash-Shiddiq berarti orang yang benar-benar percaya.
ABU BAKAR PADA MASA RASULULLAH
Rasulullah pertama kali melakukan hijrah ke Madinah hanya berdua dengan Abu Bakar. Dalam perang Badar, kemenangan dapat diraih oleh pasukan Islam. Kemenangan tersebut mejadi langkah awal dimulainya babak baru bagi segenap umat Islam, termasuk Abu Bakar. Mulai saat itu pasukan Islam menata dan mengatur strategi peperangan untuk melawan orang kafir Quraisy atau suku-suku lain yang melawan agama Allah.
Peristiwa yang terjadi di
masa-masa ini antara lain Perang Uhud, penaklukan kota Mekkah, penghapusan
semua gambar yang berada di dalam Ka’bah, penggulingan berhala-berhala,
pengembalian keharaman Makkah sebagaimana keharamannya sebelumnya, dan haji
Wada’ (haji perpisahan sebelum Rasulullah wafat).
PEMERINTAHAN ABU BAKAR SEBAGAI KHALIFAH PERTAMA
Pemilihan Abu Bakar sebagai khalifah yang menggantikan Rasulullah dilakukan melalui perundingan yang cukup panas antara kaum-kaum di masa itu. Hal itu karena sebelum Rasulullah wafat, Rasulullah tidak menunjuk sosok yang akan menggantikannya. Namun titik temu perundingan itu memutuskan Abu Bakar menjadi pengganti Rasulullah, disebabkan banyak alasan seperti kecintaan Rasulullah kepada beliau yang begitu besar, kemuliaan beliau dan keutamaan beliau dalam hal agama dibanding sahabat yang lainnya.
Salah satu pidato beliau
berbunyi, “Aku hanyalah pemimpin kalian,
dan aku bukanlah yang paling baik di antara kalian. Apabila aku berbuat baik
maka bantulah aku dan apabila aku keliru maka luruskanlah aku. Ikutilah aku
selama aku taat kepada Allah dan Rasul-Nya, dan apabila aku menyimpang maka
tidak ada kewajiban bagi kalian untuk mentaatiku”.
Sepeninggal Rasulullah
banyak terjadi pemberontakan dan masyarakat Islam yang murtad. Tidak ada alasan
bagi Abu Bakar untuk tidak menindak para pemberontak tersebut karena ia telah
menyaksikan sendiri bagaimana perjuangan Rasulullah dalam menegakkan agama
Islam.
Perjuangan beliau untuk
menumpas kaum murtad adalah perjalanan yang panjang. Perang melawan banyak suku
dan kabilah harus dilakukan demi mengembalikan lagi aqidah Islam yang benar.
Selain itu banyak wilayah-wilayah dibebaskan, pemerintah Islam menjadi semakin
luas dengan perjuangan berat melawan imperium besar seperti Yunani dan Romawi. Seandainya
tanpa didasari iman yang kokoh, tidak mungkin umat Islam bisa menyelesaikan
pemberontakan kemudian mendobrak Irak dan Syam.
AKHIR PERJUANGAN ABU BAKAR
Kesuksesan beliau yang cemerlang selama menjadi khalifah antara lain keberhasilan menaklukkan Irak dan Syam. Beliau juga berhasil mengumpulkan ayat-ayat suci Al-Qur’an menjadi satu mushaf, yang awalnya banyak yang tercecer maupun terbawa mati oleh para penghafalnya yang gugur dalam medan perang.
Sebelum wafat, Abu Bakar
menunjuk Umar bin Khattab sebagai penggantinya, karena tidak ingin perdebatan
yang dahulu terjadi kembali apabila beliau tidak menunjuk seorang pengganti.
Abu Bakar wafat dalam usia 63 tahun, lalu jenazahnya dibawa ke Masjid Nabawi
untuk dimakamkan di samping makam Rasulullah.
Komentar
Posting Komentar