Review dan Kumpulan Kutipan Novel ANNE OF THE ISLAND - Seri #3 Anne of Green Gables


DETAIL BUKU


Penulis         : Lucy Maud Montgomery
Tahun          : 1915
Genre           : Novel Klasik
Penerbit       : Qanita
Cover           : Softcover
Tebal            : 396 halaman
Cetakan        : Original
Harga           : Rp 22.000,- (Juli 2019 – Event OUT OF THE BOOX Mizan Publisher)
Keterangan : Cover Republish, Maret 2017

REVIEW 


Novel Anne of the Island adalah seri buku ketiga dari kisah Anne Shirley. Buku pertamanya belum saya review, judulnya Anne of Green Gables. Buku keduanya berjudul Anne of Avonlea, bisa baca reviewnya disini. Sedangkan buku ke-4 hingga ke-6 saya belum baca karena belum nemu novelnya. Hehe

Seri lengkap dari novel karya legendaris dari Lucy Maud Montgomery adalah sebagai berikut (formal amat ya) :
1.      Anne of Green Gables (1908)
2.      Anne of Avonlea (1909)
3.      Anne of The Island (1915)
4.      Anne’s House of Dreams (1917)
5.      Anne of Windy Poplars (1936)
6.      Anne of Ingleside (1939)

Di novel ini fokus utama masih dan tetap Anne Shirley, sesuai nama yang ada di judulnya. Di seri pertama (Anne of Green Gables) menceritakan kisah Anne pertama kali datang ke Green Gables (nama rumah perkebunan) sebagai seorang anak yatim piatu yang diangkat oleh sepasang kakak-beradik dari keluarga Cuthbert. Sebuah kejadian tak disengaja tapi ternyata membawa banyak perubahan di dalam kehidupan kakak-beradik itu, juga kehidupan di sekitar Green Gables.

Di seri kedua (Anne of Avonlea) menceritakan kisah Anne yang mulai mengajar di sebuah sekolah di Avonlea (nama desa). Anne remaja tumbuh menjadi seorang gadis yang mencintai dunia pendidikan, dan menjadi seorang guru muda yang dicintai.

Nah di seri ketiga (Anne of The Island) lebih banyak menceritakan kehidupan Anne ketika dia mulai kuliah, meninggalkan keluarga, sahabat, rumah dan desa yang dia cintai. Kita diajak melihat bagaimana rasanya kuliah jauh dari keluarga dan menjadi anak rantau, anak kost. Banyak suka dukanya tentu saja. Misalnya bagaimana keceriaan Anne bersama sahabat-sahabatnya di dalam satu rumah sewa. Juga tentang bagaimana rasanya menanggung rindu terhadap kampung halaman.

Di seri ini kita juga mulai melihat romantisme seorang gadis imajinatif dan kekanakkan seperti Anne. Gadis yang cenderung sederhana dan tidak terlalu cantik itu, nyatanya memiliki sisi tersendiri yang menarik banyak pemuda untuk mendekatinya. Beberapa lamaran dia tolak, bahkan dia sempat merasa kesal dan aneh mengapa pemuda-pemuda harus menyatakan perasaan dan memintanya menjadi istri mereka.

Sebenarnya ending dari buku ini cukup mudah ditebak. Meskipun sebelumnya Anne sempat menolak lamaran Gilbert Blythe, sahabatnya sejak kecil dan sama-sama tinggal di Avonlea, dan sempat menjalin hubungan dengan pemuda lain yang kriterinya sesuai dengan pangeran impiannya, pada akhirnya Anne yang mulai menyadari bahwa dia ternyata mencintai Gilbert akhirnya memilih lelaki itu juga.

Di seri ini ada sisi manis yang sangat menyentuh hati saya. Sebenarnya klise, ketika seorang laki-laki dan seorang perempuan berteman bisa dipastikan mereka tidak bisa “biasa-biasa saja”. Namun dibalik Gilbert yang akhirnya berani mengungkapkan perasaannya, ada seorang Anne yang tidak menyadari bahwa perasaannya kepada Gilbert bukan hanya tentang persahabatan. Dan sedihnya, Anne baru menyadari itu ketika Gilbert hampir saja “mati” dan pergi meninggalkan dia selama-lamanya.

Bahwa terkadang ketika sesuatu hal sedang terjadi, kita tak menyadari apa yang sebenarnya ada di lubuk hati terdalam. Tapi ketika hal itu berlalu, atau hampir berlalu, barulah kita sadar bahwa ada sesuatu yang “lebih”, sesuatu yang tak biasa. Dan sayangnya banyak yang terlambat, dan akhirnya kisahnya berakhir menyedihkan.

Syukurlah disini Anne tidak terlambat menyadarinya. Dan dia punya kesempatan untuk memperbaiki. Hingga akhirnya dia benar bersatu dengan sahabatnya itu, Gilbert Blythe, seorang anak laki-laki yang pernah dia pukul dengan batu tulis ketika awal-awal kehadirannya di sekolah Avonlea.

Kisah yang manis, dengan ending yang manis. Ada harapan terselip bahwa ending Anne dan Gilbert bisa aku rasakan juga. Eaaa (wkwkwkk).

Cukup sekian ya reviewnya (dengan sedikit curcol). Selamat berburu seri Anne Shirley. Karena saya juga lagi nyari seri 4-6 tapi belum ketemu. Maklum novel jadul jadi susah banget nyarinya :(

Kumpulan kutipannya ada dibawah ini ya...

KUTIPAN

Rumah akan selalu menjadi tempat terindah di dunia, seolah tak ada tempat indah yang lain di kolong langit.
- Anne Shirley
(Hal. 20)

Sesuatu yang asing diam-diam menyelip ke dalam persahabatan mereka yang sempurna – sesuatu yang akan merusaknya.
(Hal. 21)

“Kita ini orang tua, Marilla, terlalu tua hingga berpikir bahwa anak-anak tak akan pernah dewasa”.
- Mrs. Rachel Lynde
(Hal. 32)

“Jika Gilbert selalu menyenangkan seperti malam ini, semua hal akan sangat indah dan sederhana”.
- Anne Shirley
(Hal. 36)

“Aku ingin tahu apakah aku bisa membuatnya menyukaiku”.
- Gilbert Blythe
(Hal. 36)

Merasa tak berarti itu sangatlah tak enak, tetapi lebih tak tertahankan lagi jika telah terpatri di benakmu bahwa kau tidak akan pernah, tidak akan bisa, menjadi apa pun kecuali menjadi seseorang yang tak berarti.
- Anne Shirley
(Hal. 51)

Betapa aku menyukai pinus. Mereka tampak seakan menghujamkan akar mereka ke dalam romantika dari berbagai masa.
- Anne Shirley
(Hal. 83)

Dan di gunung, keheningan menghampiri bagai terkena mantra surgawi, kedukaan mereka runtuh bagai jarum-jarum gugur dari pinus tertiup badai.
- Gilbert Blythe
(Hal. 83)

Bahwa orang yang dapat terbang begitu tinggi dapat pula jatuh ke dalam jurang terdalam, dan orang yang bisa sangat bahagia adalah orang yang bisa menderita begitu dalam.
(Hal. 83)

Saat ini hidup rasanya bagaikan secangkir kejayaan yang menempel di bibirku. Tapi, ada sedikit kepahitan di dalamnya – selalu ada dalam setiap cangkir. Suatu saat aku harus mencicipi kepahitan itu. Yah, kuharap aku akan cukup kuat dan berani menghadapinya.
- Anne Shirley
(Hal. 84)

Kepedihan yang Tuhan berikan kepada kita mengandung hiburan dan kekuatan, sedangkan kepedihan yang kita timbulkan sendiri melalui kebodohan dan kejahatan adalah hal yang paling berat.
- Dr. Davis
(Hal. 84)

Aku yakin tak ada kehidupan yang dapat berkembang dengan baik dan menjadi utuh tanpa adanya cobaan dan kepedihan – walaupun mungkin kita baru akan mengakui itu jika kita cukup nyaman.
- Anne Shirley
(Hal. 84)

Fakta memang sulit diubah, tapi yang lebih sulit lagi diubah adalah kesalahpahaman.
- Stella Maynard
(Hal. 113)

Kita harus hidup dan menerima hidup apa adanya.
- Anne Shirley
(Hal. 131)

Dia (Anne) sedang mengejar ketenaran, bukan sekedar keuntungan, dan impian sastranya belum tercemari oleh pertimbangan uang.
(Hal. 147)

Anne memutuskan untuk tidak lagi meminta orang lain mengkritisi ceritanya jika dia menulis lagi. Itu bisa membuatnya kecil hati.
(Hal. 152)

Aku akan menulis sesekali, tapi aku tidak mau pusing apakah tulisanku akan dimuat atau tidak.
- Mr. Harrison
(Hal. 154)

Semua pelajaran kehidupan memang tidak diajarkan di sekolah. Kehidupan sendiri yang mengajarkan hal itu dimana-mana.
- Anne Shirley
(Hal. 184)

Kita tidak boleh menyebut-nyebut nama Tuhan dengan enteng dan sia-sia.
- Anne Shirley
(Hal. 215)

Wanita itu bukanlah bulu yang bisa diterbangkan angin sesuka hati.
- Philippa Gordon
(Hal. 260)

Isyarat cinta dengan tatapan mata tak bisa jadi alasan kuat untuk memulai menyiapkan rumah tangga.
- Philippa Gordon
(Hal. 273)

Senang sekali bisa merasa yakin, dan tahu pasti bahwa ini keputusan yang kau ambil sendiri, bukan karena pengaruh orang lain.
- Philippa Gordon
(Hal. 281)

Anne teringat betapa dia dulu tertawa-tawa dengan Gilbert, dan berpikir dalam hati mungkin hidup dengan seorang pria yang tak punya rasa humor akan membosankan. Tapi siapa yang mengharap seorang pahlawan yang melankolis dan misterius bisa memahami sisi luci dari berbagai hal? itu jelas tak masuk akal.
(Hal. 284)

Dari seluruh ungkapan dan perasaan sedih yang tertulis ataupun terucap, yang paling memilukan adalah apa yang tak pernah terjadi.
- Priscilla Grant
(Hal. 349)

Pengalamanlah yang memberikan kematangan. Kau tak bisa belajar dari kuliah.
- Bibi Jamesina
(Hal. 352)

Ada banyak hal yang tak pernah berjalan sesuai aturan. Ada banyak ilmu yang takkan kau dapatkan di universitas. Banyak hal yang akan kau pelajari di luar sekolah.
- Stella Maynard
(Hal. 352)

Humor adalah bumbu terpedas dalam kehidupan. Tertawakan kesalahanmu tapi belajarlah, berguraulah tentang masalahmu tapi raih kekuatan darinya, candai kesulitanmu tapi atasilah mereka.
- Profesor Woodleigh
(Hal. 352)

Saat kau sudah banyak belajar untuk menertawakan apa yang patut ditertawakan, dan apa yang tidak boleh ditertawakan, berarti kau sudah belajar tentang kearifan dan pemahaman.
- Bibi Jamesina
(Hal. 353)

Aku belajar untuk melihat setiap hambatan kecil sebagai olok-olok dan tiap hambatan besar sebagai kesuksesan yang tertunda.
- Anne Shirley
(Hal. 353)

Ada banyak hal di dunia ini untuk kita kalau kita mau meluangkan waktu untuk melihatnya, dan hati untuk mencintainya, dan tangan untuk merengkuhnya – banyak sekali potensi dalam tiap diri pria dan wanita, dalam seni dan sastra, banyak sekali hal-hal yang harus dinikmati dan disyukuri.
- Priscilla Grant
(Hal. 353)

Orang yang tak punya keberanian dan inisiatif tak akan pernah belajar, baik di kuliah ataupun kehidupan.
- Bibi Jamesina
(Hal. 353)

Dia (Anne Shirley) mencintai Gilbert – sejak dulu selalu mencintainya! Anne menyadari itu sekarang.
(Hal. 383)

Kuntum cinta yang mekar di hatinya membuat persahabatan mereka terasa tak lagi cukup. Dan Anne mulai berpikir apakah Gilbert masih merasakan sesuatu lebih dari sekedar pertemanan padanya.
(Hal. 390)

Tak baik kalau mimpi kita semua telah terwujud. Kalau kita tak lagi punya mimpi, itu sama saja dengan mati.
- Anne Shirley
(Hal. 392)

“Aku punya mimpi,”, katanya pelan. “Dan aku terus memimpikannya, meskipun sering kali aku merasa bahwa mimpi itu tak mungkin menjadi nyata. Aku memimpikan sebuah rumah dengan perapian menyala hangat, dengan seekor kucing dan seekor anjing, langkah kaki riang teman dan sahabat – dan KAU!”
- Gilbert Blythe
(Hal. 393)

Aku jatuh cinta padamu sejak hari kau menghantamkan batu tulis ke kepalaku di sekolah.
- Gilbert Blythe
(Hal. 394)

==============================================================

Nah itu dia review dan kutipan novel Anne of the Island karya Lucy M Montgomery.
Baca juga review dan kutipan buku-buku koleksi saya yang lain disini. Selamat membaca buku :)

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Latihan Soal E-Commerce BSI Pertemuan 1-6

14 Jenis Muamalah, Contoh dan Dalilnya