Sharring Session Buku YA ALLAH, AKU TAK INGIN SENDIRI

 


DETAIL BUKU

Penulis         : Burhan Sodiq

Tahun          : 2007

Genre           : Agama Islam

Penerbit       : Samudera

Cover           : Softcover

Tebal            : 202 halaman

Cetakan        : Original

Harga           : Rp 23.800,- (Juni 2020 – Onlineshop)

Keterangan : Cover Cetakan IV, Juli 2014

 

REVIEW

Assalamu’alaikum warahmatullahi wa barakatuh.

“Dan orang-orang yang tidak mampu menikah hendaklah menjaga kesucian dirinya, sehingga Allah memampukan mereka dengan karunia-Nya”. QS. An-Nuur : 33)

Di postingan kali ini saya ingin membahas mengenai salah satu buku dari enam karya Ustadz Burhan Sodiq yang saya miliki. Buku ini berjudul “Ya Allah, Aku Tak Ingin Sendiri”.

Enam koleksi buku Ustadz Burhan Sodiq yang saya punya yaitu :

1. Ya Allah, Aku Jatuh Cinta

2. Ya Allah, Aku Tak Ingin Sendiri

3. Ya Allah, Izinkan Dia Untukku

4. Ya Allah, Aku Ingin Menikah

5. Temukan Aku Dalam Istikharahmu

6. Jatuh Cinta Sama Allah Saja!

Setelah membahas tema “jatuh cinta” di buku “Ya Allah, Aku Jatuh Cinta” yang mungkin cocok untuk kalangan remaja yang baru belajar mengenai cinta, buku kedua ini ditargetkan untuk remaja dewasa yang proses pencariannya sudah lebih serius menuju jenjang pernikahan.

Buku ini menjadi buku motivasi bagi mereka yang masih sendiri, yang sedang menanti kekasih hati yang tak kunjung datang menghampiri. Memang di masa-masa penantian itu seringkali hati dilanda galau dan sepi, sehingga butuh asupan motivasi untuk membangungkan kita dikala terpuruk dan bersedih.

Yang dibahas di buku ini antara lain mengenai problema menunda menikah, kegelisahan kaum wanita dikala menunggu jodoh impian, kriteria calon suami yang direkomendasikan, problema telat menikah, disertai tips-tips menikmati kesendirian.

Tak banyak review yang bisa saya tuliskan. Karena intisari dari buku ini akan didapat ketika kamu membaca sendiri bukunya. Masih sama seperti statement saya di review sebelumnya, “saya merekomendasikan buku ini untuk teman-teman semua”. In syaa Allah banyak sekali ilmu yang didapat dari buku ini dan menjadi bekal kita dalam mencari pendamping hidup terbaik untuk menuju ridha-Nya dalam bingkai pernikahan.

Demikian review saya kali ini.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wa barakatuh.

 

KUTIPAN

KETIKA DITANYA KAPAN NIKAH

“Pernikahan adalah keinginan setiap orang. Dan kapan kita menikah sudah ditentukan oleh Allah. Jadi kalau pertanyaannya adalah kapan, maka jawaban pastinya ada pada Allah. Karena Allah-lah yang paling tahu kapan kita akan menikah. Kita boleh saja berencana dan membuat target-target hidup, tapi Allah yang menentukan. Allah Mahatahu kapan seseorang akan menjadi pengantin, dan mendapatkan jodohnya berada di sisinya”.

(Hal. 19)

 

Bukan golonganku orang yang merasa khawatir akan terkungkung hidupnya karena menikah, kemudian dia tidak menikah.

HR. Thabrani.

(Hal. 26)

 

Imam Thabrani meriwayatkan dari Anas bin Malik, bahwa Rasulullah bersabda,

“Barangsiapa menikahi wanita karena kehormatannya (jabatan), maka Allah hanya akan menambah kehinaan. Barangsiapa menikah karena hartanya, maka Allah tidak akan menambah kecuali kefakiran. Barangsiapa menikahi wanita karena nasab (kemuliaannya), maka Allah hanya akan menambah kerendahan. Dan barangsiapa yang menikahi wanita karena ingin menutupi (kehormatan) matanya, membentengi fajri (kemaluan)nya, dan mempererat silaturahim, maka Allah akan memberi barokah-Nya kepada suami istri tersebut”.

(Hal. 30)

 

Kecocokan masing-masih suami istri tidak ditentukan oleh seberapa lama dia berpacaran, tapi sejauh mana itikad baik mereka untuk menjalani sebuah hubungan.

(Hal. 32)

 

Sebaik-baik laki-laki adalah yang memberikan mahar yang banyak, dan sebaik-baik wanita adalah yang tidak meminta mahar yang banyak. Sang laki-laki berusaha maksimal, sang wanita tidak banyak menuntut. Alangkah indahnya.

(Hal. 48)

 

Jangan sekali-kali kita berburuk sangka kepada Allah. Karena apa pun yang kita hadapi pasti sudah dirancang Allah untuk kebaikan kita sendiri, tinggal bagaimana kita bisa bermuhasabah dalam mencari maknanya.

(Hal. 51)

 

Bolehlah kita sesekali curhat kepada orang yang kita percayai, tapi jangan kepada setiap orang yang kita jumpai. Karena boleh jadi kita akan lupa tentang apa yang telah kita keluhkan, tapi orang lain yang mendengarnya tidak akan pernah melupakannya.

(Hal. 63)

 

MISTAQAN GHALIZHA, perjanjian yang sangat berat. Banyak konsekuensi yang harus dijalani suami istri dalam berumah tangga. Jangan pernah mengambil keputusan untuk menikah hanya karena “ingin”, sementara banyak faktor yang belum kita persiapkan.

(Hal. 75)

 

Kriteria calon suami yang direkomendasikan:

1. Sosok jujur dan terus terang

2. Menghormati wanita

3. Sosok pria yang tegas

4. Pria yang tidak gengsi untuk minta maaf

5. Cerdas, menguasai banyak hal

6. Mampu beradaptasi

7. Tidak minder

8. Berani

9. Berjiwa besar

(Hal. 75)

 

Suami baik dan ideal adalah seseorang yang tidak terlalu cemburu, tidak menyimpan rasa curiga dan tidak bersifat keterlaluan dalam segala sesuatu.

(Hal. 84)

 

Berapa banyak nikmat yang tak kau syukuri yang tersimpan di balik hal yang tidak kau sukai.

(Hal. 175)

 

Ingatlah, wanita dikatakan sebagai golongan yang paling mudah mendapatkan surga sekaligus paling mudah mendapatkan bagian neraka. Mudah baginya memasuki surga karena dia hanya perlu berbuat kebaikan dan taat kepada suaminya, dan mudah baginya mendapat balasan neraka apabila dia mendurhakai dan menghina suaminya sendiri.

(Hal. 179)

 

Ingatlah, sebaik apapun istri yang Allah kirimkan untukmu, kalau pikiranmu sibuk membayangkan tentang kekurangannya, maka engkau akan dapati kekurangan dan keburukan sebanyak yang engkau sanggup mencatatanya. Akan tetapi, jika engkau menyibukan diri melihat kelebihan dan kebaikannya, maka engkau akan dapati kebaikan sebenyak yang ada pada dirinya dan itu akan membahagiakan dirimu.

(Hal. 181)

 

Komitmen pada syar’i tidak akan membuat kita rugi. Selama kita selalu berada di jalan lurus ini, maka segalanya akan baik-baik saja. Semua akhir adalah baik, kalau belum baik, maka ituu bukanlah akhir.

(Hal. 191)


==============================================================

Nah itu dia sharing session buku Ya Allah, Aku Tak Ingin Sendiri.
Baca juga review dan kutipan buku-buku koleksi saya yang lain disini. Selamat membaca buku :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Latihan Soal E-Commerce BSI Pertemuan 1-6

14 Jenis Muamalah, Contoh dan Dalilnya